Efektivitas kerja mempunyai berbagai
macam pengertian menurut para ahli, namun secara umum memang belum ada
kesesuaian pendapat mengenai konsep efektivitas hal tersebut dikarenakan para
ahli dalam merumuskan pengertian efektivitas hanya memandang dari sudut bidang
kajian dan disiplin ilmu tertentu. Mengenai hal ini sejalan dengan pendapat Richard M. Steers (1985:220)
menyatakan bahwa :
Mengingat
keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari efektivitas organisasi,
maka tidaklah heran jika terdapat demikian banyak pendapat yang bertentangan
sehubungan dengan cara-cara meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi
yang sedang berjalan, rupanya sebab utama tidak hanya penyesuaian pada
terbatasnya konsep efektivitas.
Dari pendapat di
atas menunjukan bahwa dalam
memahami pengertian efektivitas ini orang berbeda-beda dalam pemahamannya sesuai
dengan kerangka acuan yang dipakainya masing-masing.
Efektivitas kerja karyawan merupakan awal mula dari
keberhasil an organisasi karena efektivitas individu akan mengahasilkan efektivitas
tingkat kelompok, efektivitas kelompok ini bergerak dalam suatu organisasi yang
mempunyai suatu tujuan bersama atau bisa dikatakan tingkat efektivitas
organisasi.
Efektivitas organisasi ini ditunjukan untuk mencapai sasaran
organisasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan oleh H. Emerson yang dikutip oleh Soewarno Handayaningarat (Soewarno
Handayaningrat, 1982:16) “efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan.” Sedangkan T. Hani Handoko “efektivitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang
manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda (cara)
yang tepat untuk mencapai tujuan”.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan keberhasilan
organisasi dalam mencapai suatu tujuan
tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang ada
dengan ukuran yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengertian kerja menurut The Liang Gie (1990:42)
adalah “keseluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas jasmaniah dan rohaniah yang
dilakukan manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang berhubungan dengan
kelangsungan hidupnya”.
Menurut Prajudi
Atmosudirjo (1989:148) pengertian kerja yaitu “pengerahan tenaga, (mental,
status, kekuatan dan jasmaniah) untuk menciptakan atau mewujudkan sesuatu yang
sebelumnya sudah merupakan rencana atau objectif”.
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa kerja merupakan pengarahan segala daya yang
dimiliki manusia melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
Sondang P. Siagian
(1985:151) mengenai
efektivitas kerja yaitu :
Penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan
sesuatu tugas dinilai baik atau tidak, bergantung pada bilamana tugas itu
diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan
dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.
Dengan demikian pengertian efektivitas
kerja adalah keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan pengerahan segala daya yang terdapat pada manusia
melalui aktivitas-aktivitasnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas kerja
Untuk terwujudnya kerja yang efektif,
ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Richard M.Steers (1985:9-11)
“mengidentifikasikan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja yaitu
karakteristik organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja,
karakteristik kebijakan manajemen”.
1. Karakteristik
organisasi mempengaruhi efektivitas kerja, karena karakteristik organisasi ini
menggambarkan struktur yang harus dilalui oleh karyawan dalam melakukan
pekerjaannya. Struktur organisasi
merupakan cara untuk menempatkan manusia sebagai bagian dari pada suatu
hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola-pola interaksi dan
tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karaketeristik lingkungan ini secara keseluruhan
berada dalam lingkungan organisasi seperti peralatan, perlengkapan, hubungan
diantara pegawai dan kondisi kerja. Ciri lingkungan ini selalu mengalami perubahan artinya
memiliki sifat ketidakpastian karena selalu terjadi proses dinamisasi.
3. Karakteristik pekerja: faktor inilah yang paling
berpengaruh terhadap efektivitas kerja, karena betapapun lengkapnya sarana dan
prasarana, betapapun baiknya mekanisme kerja tanpa dukungan kualitas sumber
daya yang mengisinya tidak akan ada artinya.
4. Karakteristik kebijakan dan praktek manajemen; praktek
manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang dalam
mengkondisikan semua hal ada didalam organisasi. Kebijakan dan praktek
manajemen ini harus memperhatikan juga unsur manusia sebagai individu yang
memiliki perbedaan bukan hanya mementingkan strategi mekanisme kerja saja.
Mekanisme kerja ini meliputi penetapan tujuan strategis, pencarian dan
pemanfaatan sumber daya dan menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi,
kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana, adaptasi terhadap
perubahan lingkungan dan inovasi organisasi.
Selain
kriteria-kriteria tersebut di atas, efektivitas juga menekankan pada segi efek atau akibatnya dan
segi hasilnya, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Syamsi (1988:2) ”Efektivitas (hasil guna) ditekankan pada efeknya, hasilnya
dan tanpa kurang memperdulikan pengorbanan yang perlu diberikan untuk
memperoleh hasil tersebut”.
Efektif tidaknya
suatu organisasi atau perusahaan dalam mewujudkan tujuannya tidak terlepas dari
keefektivan individu yang ada didalam organisasi itu sendiri,
berikut ini disajikan gambar mengenai hubungan ketiga perspektif tersebut
Dari
gambar diatas penulis dapat simpulkan bahwa dari 3 perspektif keefektivan, yang mempengaruhi efektifitas kerja adalah keefektivan individu, karena penyebab keefektivan individu seperti yang tertulis dalam gambar
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kerja karyawan.
Adapun syarat-syarat
eksplisit mengenai efektivitas kerja menurut Richard M.Steers (1985:135) adalah
a. Setiap organisasi harus mampu membina dan
mempertahankan suatu jumlah pekerja terampil
b. Organisasi harus mampu memiliki prestasi, peranan yang
dapat diandalkan dari pada karyawannya.
c. Organisasi yang efektif juga menuntut agar para
karyawannya mengusahakan bentuk tingkah laku yang spontan dan inisiatif.
Berdasarkan
pendapat di atas bahwa untuk mencapai sasaran organisasi secara
efektif diperlukan pula penanganan pekerjaan yang efektif. Prinsip kerja
efektif tersebut menurut Komarudin (1993:42-43):
a. Rencana
Merencanakan
sesuatu dengan tepat, berarti anda harus menyelesaikan
1. Pekerjaan apakah yang diselesaikan?
2. Bagaimanakah melaksanakannya?
3. Kapankah anda selesaikan?
4. Dimana anda selesaikan?
5. Berapakah kecepatan melaksanakannya?
b. Jadwal
Pekerjaan
haruslah anda jadwalkan. Suatu jadwal yang efektif haruslah
1. Pasti
2. Selaras dengan jadwal-jadwal lainnya
3. Sulit tercapai namun mungkin tercapai
4. Anda pegang dan teguh
c. Pelaksanaan
Kemudian rencana
itu anda selesaikan dengan
1. Terampil
2. Teliti
3. Cepat
4. Tanpa usaha yang tidak perlu
5. Tanpa penundaan yang tidak perlu
d. Pengukuran
Pekerjaan
yang anda laksanakan haruslah diukur
1. Berdasarkan potensi anda
2. Berdasarkan laporan anda yang telah lalu
3. Berdasarkan laporan orang lain yang telah lalu
4. Berdasarkan kuantitas
5. Berdasarkan kualitas
e. Kontraprestasi
Andai
kata tugas anda selesai dengan efektif anda selayaknya mendapat balas jasa
berupa:
1. Syarat kerja yang baik
2. Kesehatan yang baik
3. Kebahagiaan
4. Pengembangan diri
5. Uang
Berdasarkan pada uraian di
atas maka dapat diambil
kesimpulan faktor yang berpengaruh dalam efektivitas kerja suatu organisasi
adalah faktor manusia sebagai para pekerjanya. Keterkaitan manusia pada
organisasi yang dibentuknya tidak lain untuk memberi tatanan fasilitas internal
dan iklim organisasi untuk mendapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Bila
masing-masing individu dalam organisasi memiliki komitmen yang tinggi dalam
menyelesaikan pekerjaan maka kondisi ini akan membantu peningkatan efektivitas yang pada akhirnya memberikan kontribusi kepada
pencapaian efektivitas kelompok dan efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Kriteria-kriteria Efektivitas Kerja
Sebagaimana
telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa pembahasan efektivitas kerja tidak
terlepas dari aktivitas-aktivitas karyawan secara individu maupun kelompok
dalam melaksanakan tugas dengan berbagai kemampuan serta tingkat keberhasilan
yang dicapai.
Dengan demikian maka untuk mencapai
tingkat efektivitas kerja yang tinggi, tentunya harus memperhatikan
kriteria-kriteria efektivitas kerja baik yang berasal dari para karyawan itu
sendiri dengan berbagai kemampuan dan kelemahannya maupun dari lingkungan
mereka bekerja baik dengan teman sejawat ataupun dengan pimpinannya.
Richard M.Steers (1985:206)
mengemukakan lima kriteria yang harus diperhatikan dalam pencapaian efektivitas
kerja karyawan yaitu, “Efektifitas kerja dalam suatu organisasi memiliki
beberapa kriteria yang harus diperhatikan yaitu kemampuan menyesuaikan diri,
Produktivitas, Kepuasan kerja, Kemampuan berlaba, Pencarian sumber daya”.
Agar dapat lebih dipahami, penulis akan kemukakan
aspek-aspek pengukuran efektivitas kerja secara terperinci. Faktor pertama yaitu
kemampuan menyesuaikan diri yaitu suatu kemampuan dan kesanggupan yang dimiliki
oleh setiap karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, yang meliputi:
a. Hubungan sesama karyawan termasuk sikap terhadap
pimpinan.
b. Kemampuan untuk menerima dan memahami pekerjaan yang
dilimpahkan dengan cepat.
c. Kemampuan untuk mempergunakan mesin-mesin atau
teknologi yang digunakan dalam lingkungan organisasi
Kemampuan untuk
menyesuaikan diri yang dimiliki setiap karyawan ini dapat menentukan tingkat
pencapaian efektivitas kerja
Faktor kedua
yang harus diperhatikan adalah produktivitas kerja. Richard M. Steers
(1985:192) mengemukakan bahwa “Produktivitas kerja adalah bagaimana pemanfaatan
yang dilakukan oleh karyawan atas sumber-sumber yang ada dalam organisasi
secara keseluruhan adalah apa yang disebut man,
money, material, machine, method and market. Apabila karyawan dapat
memanfaatkan dan memadukan sumber-sumber tersebut yang pada akhirnya tercapai
tujuan organisasi, ini berarti efektivitas kerja tercapai.
Faktor ketiga
adalah kepuasan kerja. Rihard M. Steers (1985:192) mengemukakan bahwa “Kepuasan
tinggi dapat menyenangkan para pekerja, sehingga para pekerja cenderung bekerja
dalam kondisi yang positif yang diinginkan bersama”. Dengan kondisi kerja yang
positif, berarti para karyawan bekerja sesuai dengan prosedur, mereka tidak
menyepelekan pekerjaannya, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga
akhirnya akan mencapai efektivitas yang tinggi pula.
Faktor keempat
kemampuan berlaba sebenarnya merupakan kondisi sejauhmana faktor pertama yaitu
kemampuan menyesuaikan diri, faktor kedua yaitu produktivitas kerja, dan faktor
ketiga yaitu kepuasan kerja telah dimiliki oleh para karyawan sehingga terlihat hasil kerja mereka.
Kemampuan berlaba yang tinggi akan memperlihatkan tingkat efektivitas kerja yang tinggi pula, sehingga pada akhirnya
menjadi ciri tercapainya tujuan organisasi.
Faktor terakhir
yang harus diperhatikan dalam pencapaian efektivitas kerja adalah pencarian sumber daya. Richard M.
Steers (1985:192) mengemukakan bahwa pencarian sumber daya mencakup tiga bidang
yang saling berhubungan yaitu:
1. Kemampuan mengintegrasikan berbagi sub sistem sehingga
mampu mengkoordinasikan dengan tepat dan mengarah pada tujuan organisasi dengan
efektif.
2. Penetapan dan pemeliharaan pedoman-pedoman kebijakan
yang mendukung peningkatan efektivitas kerja mereka.
3. Penelaahan organisasi itu sendiri dengan mengadakan
umpan balik dan pengendalian.
Ketiga bidang
tersebut tidak dapat terpisah satu sama lain, tetapi harus dilakukan
ketiga-tiganya dengan seiring dan sejalan ketiganya merupakan usaha pemanfaatan
sumber daya sehingga pada akhirnya akan mencapai efektivitas kerja yang diharapkan.
2.2.3 Aspek-aspek Pengukuran Efektivitas Kerja
Untuk
mendapatkan tingkatan-tingkatan efektifitas kerja, diperlukan pengukuran
terhadap aspek-aspek dasar yang mengakibatkan dihasilkannya efektivitas kerja.
Aspek-aspek yang bisa dipergunakan dalam pengukuran efektivitas kerja itu bisa
dari beberapa hal, misalnya dari perencanaan, dari pelaksanaan atau dari hasil
evaluasi seluruh kegiatan.
Pengukuran efektivitas kerja didasarkan pada beberapa hal seperti yang
dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (1985:32) bahwa:
Efektivitas kerja karyawan dapat diukur dari beberapa hal
yaitu: kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian
tujuan, proses analisa dan perumusan kebijaksanaan yang mantap, perencanaan
yang matang, penyusunan program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana
kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien, sistem pengawasan dan pengendalian
yang mendidik.
Untuk memahami
aspek-aspek dari pengukuran efektivitas kerja di atas, penulis menguraikan
sebagai berikut:
a. Proses
pencapaian tujuan organisasi; akan lebih lancar, tertib, dan efektif apabila
dalam pribadi anggota organisasi, telah tertanam kesadaran dan keyakinan yang
mendalam bahwa tercapainya tujuan organisasi pada dasarnya berarti tercapainya
pula tujuan mereka secara pribadi.
b. Strategi pencapaian tujuan; merupakan langkah kedua
dari pimpinan dalam mengelola organisasi secara efektif dan efisien. Pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien tentunya sangat ditentukan oleh efektivitas kerja karyawan. Sedangkan efektivitas kerja karyawan itu sendiri sangat mengharapkan
kejelasan strategi pencapaian tujuan, sehingga hal itu menjadi salah satu aspek
dasar pengukuran efektivitas kerja.
c. Proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap;
untuk mencapai efektivitas kerja memerlukan job deskripsi yang tegas dengan
job analisa yang jelas, sehingga proses memanage karyawan dapat dilaksanakan
dengan baik dan tepat.
d. Perencanaan yang matang merupakan acuan kerja setiap
organisasi bila perencanaannya matang, maka pelaksanaan yang dilakukan
memungkinkan lancarnya proses kerja yang efektif dan efisien. Karena
perencanaan menjadi acuan untuk kerja, dimana dalam perencanaan tersebut
tertuang berbagai tujuan dan target, maka rencana dapat dijadikan aspek dasar
sebagai acuan pula untuk mengevaluasi hasil kerja
e. Penyusunan program yang tepat; pada hakekatnya adalah
merumuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh orang dimasa depan. Jelaslah bahwa
salah satu aspek efktivitas kerja adalah sampai sejauhmana: a) memperkirakan
keadaan yang dicapai, b) mengambil keputusan dalam menghadapi masa depan, c)
meningkatkan orientasi masa depan, d) mengambil resiko yang telah
diperhitungkan, e) memperhitungkan faktor-faktor pembatas yang diduga akan
menghadapi dalam berbagai segi kehidupan organisasi, f) memperhitungkan situasi
lingkungan yang akan timbul baik yang bersifat politik, ekonomi, nilai-nilai
sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja; bila sarana
kerja ternyata tidak lengkap, maka perkataan yang tepat adalah bagaimana
mencapai efektivitas kerja yang tinggi dengan sarana dan prasarana
yang ada. Pelaksanaan yang efektif dan akan tetapi tentunya jauh berbeda hasil
yang akan dicapai, bila perkataan itu diungkapkan oleh seorang pemimpin dalam
suatu organisassi yang sarana dan prasarananya lengkap.
g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien; kejelasan tujuan,
tepatnya strategi, efektivitas proses perumusan kebijakan, matangnya rencana,
kelengkapan sarana memadai, semua itu akan sangat kurang berarti bila pelaksanaan
kerja secara operasional tidak efektif dan tidak efisien. Karena dengan
pelaksanaan itulah yang akan mendekatkan suatu rencana atau harapan pada tujuan
dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan yang efektif dan
efisien dapat dikatakan sebagai salah satu kunci yang akan menentukan efektifitas kerja karyawan dalam pencapaian tujuan yang
tinggi.
h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik;
merupakan aspek terakhir yang mudah diucapkan tetapi sukar dilaksanakan oleh
seorang pimpinan. Banyak faktor yang dapat membentuk pimpinan menjadi seorang
pengawas dan pengendali yang mendidik, misalnya dengan mendalami ilmu
manajemen, pengalaman kerja, sifat bawaan, tingkat IQ yang tinggi dan
lain-lain. Semua faktor itu dapat menjamin terbentuknya pengawas dan pengendali
yang mendidik bila hanya berdiri sendiri, biasanya kelemahan yang lain akan
mudah terlihat atau terasa oleh para karyawan.
Aspek
aspek yang dibutuhkan di atas harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sebab
aspek-aspek tersebut sangat menentukan berhasil tidaknya efektivitas kerja.
Daftar Pustaka:
Gie,
Liang The. (1982). Ensiklopedi
Administrasi. Jakarta : Gunung Agung.
Gie,
Liang the, (1982). Asas Asas Manajemen.
Bandung : Mandar maja
Handayaningrat, Soewarno. (1982). Pengantar Ilmu Pengetahuan dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung
Handoko,
T, Hani. (2003). Manajemen. yogyakarta
: BPFEE
Komarudin. (1993). Manajemen Kantor Teori dan
Praktek. Bandung: Trigenda Karya.
Siagian . P. Sondang. (1989). Manajemen Strategik. Jakarta: Graha Indonesia
.................................. (1985). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung: Aksara
baru
..................................(1982).
Organisasi kepemimpinan dan perilaku
administrasi, Jakarta: Gunung agung
..................................(2004).
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Steers, Richard (1985). Efektivitas Organisasi Kaidah Perilaku. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar